Pencernaan Hewan
1. Pencernaan Hewan Tingkat
Rendah
Diantara hewan bersel
banyak spon tidak mempunyai mulut atau usus, dan zat-zat yang
dimakan dicerna secara
intraseluler. Pencernaan intraseluler ciri khas dari protozoa
seperti Paramecium dan
Amoeba. Lapisan sel yang bersilium menutupi tubuh dan di
dalamnya terdapat suatu
massa sel yang padat. Besarkemungkinanya hewan tisak
mempunyai mulut atau usus.
Butir makanan kecil seperti bakteri, alga, dan protozoa
dirintis oleh sel-sel luar.
Butir makanan lalu dibungkus oleh vakuola makan dalam sel,
dan enzim pencernaan dari
sitoplasma masuk kedalam vakuola dimana kemudian terjadi
intraseluler. Hasil
pencernanan diserap dari vakuola. Semua limbah pencernaan
2. Sistem Pencernaan Pada
Amfibi
Sistem pencernaan makanan
pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran
pencernaan.
Contoh salah satu amphibi
adalah katak.Makanan katak berupa hewan-hewan kecil
(serangga).
Secara berturut-turut
saluran pencernaan pada katak meliputi:
1. Rongga mulut : terdapat
gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah
untuk menangkap mangsa.
2. Esofagus : berupa
saluran pendek.
3. Ventrikulus : berbentuk
kantung yang bila terisimakanan menjadi lebar. Lambung
katak dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu tempat masuknya esophagus dan saluran keluar
menuju anus.
4. Intestinum (usus) :
dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal.
5. Usus Halus : duodenum,
jejunum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
6. Usus tebal berakhir pada
rektum dan menuju kloaka, dan
7. Kloaka : merupakan muara
bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran
reproduksi dan urin.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas.
Hati berwarna merah
kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua
lobulus. Hati berfungsi
mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu
yang berwarna kehijauan dan
pancreas bewarna kekuningan, melekat diantara lambung
dan usus dua belas jari
(duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan
hormon yang bermuara pada
duodenum.
3. Sistem Pencernaan Pada
Aves
Hewan unggas memiliki
pencernaan monogastrik (peruttunggal) yang berkapasitas
kecil. Makanan ditampung di
dalam crop kemudian empedal/gizzard terjadi
penggilingan sempurna
hingga halus. Makanan yang tidak tercerna akan keluar bersama
ekskreta, oleh karena itu
sisa pencernaan pada unggas berbentuk cair (Girisenta, 1980).
Unggas mengambil makanannya
dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan
tersebut disimpan dalam
tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah
pencernaan proventrikulus
dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim
pencernaan yang dikeluarkan
oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah
untuk memperkecil ukuran
partikel-partikel makanan..
Dari empedal makanan yang
bergerak melalui lekukan usus yang disebut duodenum,
yang secara anatomis
sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut mempunyai fungsi
penting dalam pencernaan
unggas seperti hanya pada spesies-spesies lainnya. Alat
tersebut menghasilkan getah
pankreas dalam jumlah banyak yang mengandung enzim
enzim amilolitik, lipolitik
dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturut-turut
menghidrolisa pati, lemak,
proteosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung
amilase, memasuki pula
duodenum.
Bahan makanan bergerak
melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus.
Getah usus tersebut
mengandung erepsin dan beberapaenzim yang memecah gula.
Erepsin menyempurnakan
pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam amino,
enzim yang memecah gula
mengubah disakharida ke dalam gula-gula sederhana
(monosakharida) yang
kemudian dapat diasimilasi tubuh. Penyerapan dilaksanakan
melalui villi usus halus.
Unggas tidak mengeluarkan
urine cair. Urine pada unggas mengalir ke dalam kloaka
dan dikeluarkan
bersama-sama feses. Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam
sebagian besar adalah asam
urat, sedangkan nitrogenurine mammalia kebanyakan
adalah urine. Saluran
pencernaan yang relatif pendek pada unggas digambarkan pada
proses pencernaan yang
cepat (lebih kurang empat jam).
• Pencernaan Karbohidrat
Setelah makanan yang
dihaluskan melalui empedal ke lengkukan
duodenal maka getah
pankreatik dikeluarkan dari
pankreas ke dalam lekukan duodenal. Pada waktu yang
bersamaan, garam empedu
alkalis yang dihasilkan dalam hati dan disimpan dalam
kantong empedu dikeluarkan
pula ke dalam lekukan duodenal. Garam empedu
menetralisir keasaman isi
usus di daerah tersebut dan menghasilkan keadaan yang
alkalis. Tiga macam enzim
pencernaan dikeluarkan kedalam getah pankreas. Salah satu
diantaranya adalah amilase
yang memecah pati kedalam disakharida dan gula-gula
kompleks. Apabila makanan
melalui usus kecil maka sukrase dan enzim-enzim yang
memecah gula lainnya yang
dikeluarkan di daerah iniselanjutnya menghidrolisis atau
mencerna senyawa-senyawa
gula ke dalam gula-gula sederhana, terutama glukosa.
Gula-gula sederhana adalah
hasil akhir dari pencernaan karbohidrat.
Pati dan gula mudah dicerna
oleh unggas sedangkan pentosan dan serat kasar sulit
dicerna. Saluran pencernaan
pada unggas adalah sedemikian pendeknya dan perjalanan
makanan yang melalui
saluran tersebut begitu cepatnya sehingga jasad renik
mempunyai waktu sedikit
untuk mengerjakan karbohidrat yang kompleks.
• Pencernaan Lemak
Garam-garam empedu hati
mengemulsikan lemak dalam lekukan duodenal. Lemak
berbentuk emulsi tersebut
kemudian dipecah ke dalamasam lemak dan giserol oleh
enzim lipase, suatu hasil
getah pankreas. Zat-zat tersebut merupakan hasil akhir
pencernaan lemak.
• Pencernaan Protein
Pada waktu bahan makanan
dihaluskan dan dicampur didalam empedal, campuran
pepsin hidrokhlorik memecah
sebagian protein ke dalam bagian-bagian yang lebih
sederhana seperti proteosa
dan pepton. Pada saat lemak dan karbohidrat dicerna dalam
lekukan duodenal maka
tripsin getah pankreas memecah sebagian proteosa dan pepton
ke dalam hasil-hasil yang
lebih sederhana, yaitu asam-asam amino. Erepsin yang
dikeluarkan ke dalam usus
halus melengkapi pencernaan hasil pemecahan protein ke
dalam asam-asam amino.
Zat-zat tersebut merupakan hasil akhir pencernaan protein.
• Pencernaan Zat-zat Mineral
dan Vitamin
Zat-zat mineral dalam
saluran pencernaan dilarutkan, bukan dicerna. Sebagian besar zat
mineral tersebut berubah
dari bentuk padat ke bentuk cair di dalam empedal. Kulit
kerang dan grit misalnya
dilarutkan di bagian tersebut.
Pencernaan dan metabolisme
vitamin dalam tubuh belum banyak dapat diketahui.
Karoten, “prekursor”
vitamin A, dirubah ke dalam vitamin A dalam tubuhnya dapat
membantu vitamin C dari
bagian-bagian makanan yang ditelan, Kholesterol dalam
tubuh dirubah ke dalam
vitamin D karena penyinaran sinar matahari atau sinar
ultraviolet.
• Penyerapan dan Assimilasi
Zat-zat makanan yang
dicerna masuk melalui dinding-dinding usus ke dalam peredaran
darah. Sebagian besar
penyerapan sangat dipertinggidengan adanya villi yang tidak
terhitung jumlahnya.
Zat-zat makanan yang
tercerna dalam bentuk gula sederhana, asam-asam amino dan
zat mineral yang larut, masuk
melalui permukaan dinding usus kedalam kapiler-kapiler
darah. Cara bagaimana
zat-zat tersebut masuk melalui dinding usus belum banyak
diketahui. Lemak yang
dicerna masuk melalui dindingusus ke dalam cairan yang
menyerupai susu sistema
limfatik. Di sini zat-zat tersebut membentuk lemak netral.
Lemak dalam limfa lebih
banyak merupakan lemak tubuh daripada sebagai lemak yang
diperoleh dari bahan
makanan. Lemak bergerak bersama-sama limfa dan memasuki
aliran darah vena dekat
jantung.
• Pengangkutan Zat-zat
Makanan
Zat-zat makanan yang telah
dicerna setelah masuk keperedaran darah melalui kapiler
kapiler dalam dinding usus
dikumpulkan di dalam vena porta. Vena porta tersebut
mengangkut darah dan
zat-zat makanan yang telah diserap ke hati dalam perjalanannya
ke jantung.
Setelah makanan yang
dicerna masuk melalui kapiler-kapiler hati, sebagian besar
glukosa dirubah kedalam
glikogen untuk disimpan di dalam hati dan otot. Sebagian
asam-asam amino dan
hasil-hasil zat yang mengandungnitrogen dan metabolisme
jaringan mengalami
deaminasi pada waktu zat-zat tersebut melalui hati. Bagian-bagian
karbohidrat dapat digunakan
untuk panas dan kegunaan-kegunaan energi dan bagian zat
yang mengandung nitrogen
diangkut ke ginjal untuk disingkirkan. Hati memindahkan
pula sebagian lemak dan
aliran darah untuk disimpan. Hal tersebut dapat dilihat pada
hati yang berwarna pucat
kekuning-kuningan dari ayam yang gemuk dan anak ayam
yang baru menetas.
Kotoran-kotoran yang terserap dan saluran pencernaan ke dalam
peredaran darah diambil
oleh sel-sel hati pada waktu darah masuk melalui kapiler-kapiler
hati. Bila racun ikut terserap
maka konsentrasi racun yang tinggi tersebut
biasanya terdapat pada
hati.
Darah yang membawa zat-zat
makanan yang telah dicerna meninggalkan hati dengan
perantaraan vena hepatika
menuju ke jantung. Darah tersebut melanjutkan
perjalanannya dari jantung
ke paru-paru untuk melepaskan karbondioksida dan air dan
mengambil oksigen. Darah
kembali dari paru-paru ke jantung untuk kemudian dialirkan
melalui arteri-arteri ke
seluruh jaringan tubuh.
Zat-zat makanan yang telah
dicerna mengalir ke kapiler-kapiler ke limfa yang
membasahi sel-sel jaringan.
Limfa berguna sebagai medium pertukaran antara kapiler-
kapiler dan sel-sel
jaringan. Limfa tersebut membawa makanan yang telah dicerna ke
sel dan mengangkut
sisa-sisa makanan dari sel.
4. Sistem Pencernaan Pada
Pisces
Saluran pencernaan pada
ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga
mulut terdapat gigi-gigi
kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah
pada dasar mulut yang tidak
dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi
tidak menghasilkan ludah
(enzim). Dari rongga mulutmakanan masuk ke esophagus
melalui faring yang
terdapat di daerah sekitar insang.
Esofagus berbentuk kerucut,
pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui
makanan lumennya menyempit.
Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke
lambung, lambung pada
umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada
beberapa jenis ikan,
terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan
makanan. Dari lambung,
makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama
besarnya. Usus bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada
ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar
yang berukuran besal,
berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga
badan dan mengelilingi
usus, bentuknya tidak tegas,terbagi atas lobus kanan dan lobus
kiri, serta bagian yang
menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu
yang disimpan dalam kantung
empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak.
Kantung empedu berbentuk
bulat, berwarna kehijauaryterletak di sebelah kanan hati,
dan salurannya bermuara
pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan
empedu dan disalurkan ke
usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang
berukuran mikroskopik
sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain
menghasilkan enzim – enzim
pencernaan dan hormon insulin.
5. Sistem Pencernaan Pada
Reptil
Sebagaimana pada ikan dan
amfibi, sistem pencernaanmakanan pada reptil meliputi
saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan
daging). Secara
berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1) rongga mulut: bagian
rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing memiliki
deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi
menempel pada gusi dan
sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut
juga terdapat lidah yang
melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua,
2) esofagus(kerongkongan),
3) ventrikulus(lambung),
4) intestinum: terdiri atas
usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada
reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada
reptilian memiliki dua
lobus (glambir dan yang berwarna kemerahan). Kantung empedu
terletak pada tepi sebelah
kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum,
berbentuk pipih
kekuning-kuningan.
6. Pencernaan Pada Insecta
Terdapat dua jenis
pencernaan pada serangga yaitu:
1. Pencernaan Di Luar
Saluran Usus (Ekstrainstestinal Digestion)
Jenis pencernaan dimana
makanan sebelum masuk ke dalam perut terlebih dahulu telah
mendapat perlakuan
pencernaan sebelumnya. Karena air liur mengandung enzim,
seringkali pencernaan
dimulai sebelum makanan ditelan. Hal ini terjadi pada serangga
seranggga pengisap cairan.
Enzim disemprotkan pada makanan sehingga larut sebelum
ditelan.
2. Pencernaan Di Bagian
Dalam Usus (Intrainstestinal Digestion)
Jenis pencernaan ini
kebanyakan dilakukan oleh mahluk hidup dimana pencernaan
terjadi didalam perut
setelah makanan dimakan. Saluran pencernaan berperan terutama
untuk pencernaan dan
penyerapan makanan. Pada umumnya pencernaan terjadi
sebagian besar di dalam
usus bagian tengah, dimana enzim-enzim pencernan bayak
diproduksi. Enzim-enzim ini
berfungsi memecahkan subtansi yang komplek di dalam
makanan menjadi subtansi
yang lebih sederhana sehingga dapat diserap dan kemudian
diasimilasi oleh serangga.
Kebanyakan karbohidrat diperoleh menjadi monosakarida.
Kebanyakan serangga tidak
memiliki enzim yang dapatmemecahkan selulosa yang
biasanya terdapat didalam
makanan serangga.
Kebanyakan pencernaan
terjadi di dalam usus tengah tempat dimana enzim disekresikan,
tetapi karena cairan-cairan
usus bagian tengah dimuntahkan kembali, sejumlah
pencernaan dapat terjadi
juga di tembolok. Enzim yang berkaitan dengan pencernaan
terdapat dalam air liur dan
sekresi usus bagian tengah. Enzim yang terdapat di bagian
usus tengah disesuaikan
dengan makanan..
Serangga makan hampir
segala zat organik yang terdapat di dalam, dan sistem-sistem
pencernaan mereka
menunjukkan variasi yang besar. Sistem percernaan ini sangat
beragam tergantung
macam-macam makanan yang dimakan. Kebiasaan-kebiasaan
makan bahkan mungkin sangat
beragam pada satu jenistunggal. Larva dan serangga
dewasa biasanya mempunyai
kebiasaan makan yang samasekali berbeda dan hal ini
tentu akan menyebabkan
perbedaan dalam sistem-sistem pencernaan.
Saluran pencernaan pada
serangga dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
1. Saluran pencernaan depan
(Stomodeum)
2. Saluran pencernaan
tengah (Mesenteron)
3. Saluran pencernaan
belakang (Proktodeum)
Saluran-saluran pencernaan
tersebut berasal dari turunan yang berbeda, saluran
pencernaan depan dan
belakang berasal dari jaringanektodermal dan saluran
pencernaan tengah berasal
dari jaringan endodermal.
Bentuk saluran pencernaan
ini dipengaruhi oleh caramakan dan makanan serangga,
sehingga hal ini akan
menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan (penyesuaian
penyesuaian) diantara
bentuk pencernaan serangga. Pada banyak serangga bagian
bagian utama ini terbagi
menjadi bagian lain denganberbagai fungsi yaitu faring,
esofagus, krop dan
proventrikulus pada saluran pencernaan bagian depan, ventrikulus
pada bagian pencernaan
tengah, dan pirolus, illeum serta rektum pada pencernaan
bagian belakang. Beberapa
sistem yang mendukung fungsi sistem pencernaan adalah
sistem syaraf pusat, sistem
syaraf stomatogastik, sistem endokrin dan system
pernapasan.
1. Saluran Pencernaan Depan
Saluran pencernaan depan
berasal dari jaringan ektodermal maka saluran pencernaan
bagian depan dilapisi
kutikula yang disebut intima,yang dilepaskan setiap pergantian
kulit. Saluran pencernaan
depan lebih berfungsi sebagai penyimpan makanan dan
sedikit melakukan
pencernaan. Pencernaan pada tempat ini disebabkan masih adanya
enzim-enzim yang terbawa
dari mulut. Saluran pencernaan depan tersusun dari : a. Otot
otot yang memanjang
(longitudinal) b. Otot-otot melingkar (circular) c. Sel-sel
ephitelium yang pipih d.
Sel-sel yang bersifat impermiable Akibat pergerakan otot-otot
melingkar dan longitudinal
menyebabkan makanan dapat bergerak ke saluran tengah.
Saluran pencernaan depan
terdiri dari beberapa bagian dan fungsi sebagai berikut :
- Rongga mulut sebagai
masuknya makanan
- Faring (kerongkongan)
merupakan bagian pertama sesudah rongga mulut yang
berfungsi sebagai penerus
makanan ke oesophagus. Otot-otot yang menempel pada
faring berkembang dengan
baik, hal ini sesuai dengan perannya yang mendorong
makanan dari mulut ke
oesophagus . Pada serangga dengan tipe menusuk dan mengisap
pada faring terdapat pompa
faringeal yang dipakai untuk mengambil cairan.
– Oesophagus adalah bagian
usus depan yang tidak berdiferensiasi yang berfungsi
mendorong makanan dari
faring ke tembolok.
– Tembolok merupakan
pembesaran usus bagian depan yang berfungsi sebagai
penyimpan makanan.
Seringkali bila tembolok kosong akan melipat secara longitudinal
dan tranversal tetapi pada
Periplanata (Dictyoptera) tembolok hanya mengalami
perubahan kecil pada
volumenya karena apabila tembolok tidak berisi makanan,
tembolok tersebut diisi
oleh udara. Pada umumnya sekresi dan penyerapan tidak terjadi
di dalam tembolok, tetapi
kadang kala terjadi secara enzimatik. Enzim didapat dari
makanaan yang tercampur air
liur yang bergerak ke belakang menuju tembolok serta
enzim dari mesenteron yang
dimuntahkan dari usus tengah. Walaupun proventrikulus
bertindak sebagai klep yang
membatasi gerakan-gerakan makanan ke belakang tetapi
tidak menghalangi muntahan
cairan. – Proventrikulus, bagian ini mengalami modifikasi
yang beraneka ragam pada
berbagai serangga. Pada serangga pemakan bahan padat,
proventrikulus berfungsi
sebagai pemecah makanan, sedangkan pada serangga pemakan
cairan proventrikulus
termodifikasi menjadi katup. Pada lipas dan jangkrik, intima di
daalm proventrikulus
berkembang menjadi enam kepingotot yang keras atau geligi
yang berfungsi untuk
memecah makanan. Proventrikulus secara keseluruhan
mengontrol jalannya makanan
dari stomadeum ke mesenteron.
2. Saluran Pencernaan
Tengah
Saluran pencernaan bagian
tengah berfungsi sebagai pencerna dan penyerap makanan.
Saluran ini berasal dari
mesodermal sehingga saluran ini tidak memiliki kutikula dan
sebagai gantinya adalah
lapisan peritropik yang halus. Otot-otot pada saluran ini
berkembang. Menurut Chapman
(1982) saluran pencernaan ini disususn oleh :
• Otot longitudinal
• Otot melingkar
• Sel-sel epithelium yang
berbentuk kolumnar
• Sel-sel regeneratif
(penghasil enzim)
Membran peritropik
pergerakan makanan ke saluran belakang pada saluran ini lebih
disebabkan oleh membran
peritropik. Membran peritropik adalah suatu lapisan yang
meliputi lumen untuk
melindungi sel-sel kolumnar yang berada di bawahnya dari
makanan dan mikroba.
Membran peritropik terdiri atas khitin dan protein. Ada dua
pendapat mengenai
terjadinya membran tersebut, pendapat pertama mengatakan bahwa
lapisan dihasilkan oleh
bagian depan saluran pencernaan tengah, sedangkan pendapat
kedua mengatakan bahwa
lapisan dihasilkan oleh sel-sel kolumnar sendiri. Lumen
memiliki mikropili yang
merupakan tonjolan-tonjolanpada sel yang dapat membentuk
started border. Mikropili
ini juga berfungsi memperbesar luas permukaan penyerapan.
Pada sel-sel ini terdapat
banyak mitokondria sebagai penghasil energi (ATP) untuk
pergerakan makanan. Pada
sel ini juga terdapat banyak retikulum endoplasma sebagai
tempat sintesis protein
untuk menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Pada sel
epitelium yang kolumnar
ditemukan sel Goblet. Pada selaput dasar memiliki banayak
lekukan-lekukan dan disana
banyak terdapat mitokondria yang panjang-panjang
sehingga hal tersebut
menjadi pembeda dengan sel-sel lain. Saluran pencernaan tengah
terdiri dari grastrik
kaekum dan ventrikulus, tempat terjadinya pencernaan secara
enzimatis dan absorbsi
nutrisi.
3. Saluran Pencernaan
Belakang
Saluran pencernaan belakang
berfungsi sebagai tempat pengeluaran sisa-sisa makanan
yang tidak terserap dan
memaksimalisasi penyerapan sisa makanan yang tidak terserap
pada saat di mesenteron.
Saluran pencernaan belakang ini berasal dari jaringan
ektodermal sehingga saluran
ini memiliki kutikula yang disebut intima. Pada saluran
inilah sifat hemoestasis
serangga terdapat. Saluranpencernaan belakang menurut
Snogras (1935) tersusun
dari :
– Otot melingkar
– Otot longitudinal
– Sel-sel epitel tipis yang
berbentuk kubus
– Intima yang bersifat
permiabel. Otot-otot pada saluran ini lebih berkembang sehingga
dapat menyebabkan sisa
makanan dapat bergerak ke belakang dan keluar melalui anus.
Saluran pencernaan belakang
ini terdiri dari :
– Pilorus, bagian depan
dari saluran ini tempat berpangkalnya tabung malphigi
- Illeum, berfungsi sebagai
penyerapan air dari hemolimf atau juga penyerapan amonia
pada serangga “blowfly”.
Pada rayap di illeum ini terdapat kantung-kantung tempat
organisme lain bersimbiosis
(Chapman, 1982).
– Rektum, berfungsi sebagai
reabsorbsi air, asam amino dan pada serangga tertentu
memiliki insang trakea.
Pada rektum ini terjadi diferensiasi sel-sel, ada yang
memanjang dan ada yang
membentuk bantalan
- Anus, bagian ujung
saluran sebagai tempat keluarnya faeses
Terdapat beberapa jenis
kelenjer yang dapat beradsosiasi dengan sistem pencernaan
diantaranya adalah kelenjer
mandible, kelenjar maksila, kelenjar faring dan kelenjar
labium.
7. Sistem Pencernaan Pada
Cacing.
Sistem pencernaan makanan
pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing tanah memiliki
alat-alat pencernaan mulai
dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Proses
pencernaan di bantu oleh
enzim-enzim yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara
eksternal. Makanan cacing
tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah
lapuk. Cacing tanah dapat
mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang
sederhana yang dapat
diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan
melalui usus.
8. Sistem Pencernaan Pada
Mammalia
Hewan-hewan herbivora
(pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai
hewan memamah biak
(ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih
panjang dan kompleks.
Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit
dicerna oleh hewan pada
umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan
sistem pencernaan hewan
lain.
Perbedaan sistem pencernaan
makanan pada hewan mammalia, tampak pada struktur
gigi, yaitu terdapat
geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah
rerumputan yang sulit
dicerna. Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai
berikut:
3 3 0 0 0 0 0 0 Rahang atas
M P C I I C P M Jenis gigi
3 3 0 4 4 0 3 3 Rahang
bawah
I = insisivus = gigi seri
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = gerahamdepan
M = molar = geraham
belakang
Berdasarkan susunan gigi di
atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak
mempunyai gigi seri bagian
atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih
banyak dibandingkan dengan
manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah
makanan berserat, yaitu
penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
Jika dibandingkan dengan
kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus
(kerongkongan) pada sapi
sangat pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi
(mernbesar). Esofagus berdinding
tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5
cm.
Lambung sapi sangat besar,
diperkirakan sekitar 3/4dart isi rongga perut. Lambung
mempunyai peranan penting
untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah
kembali (kedua kah). Selain
itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan
peragian.
Lambung ruminansia terdiri
atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum dengan ukuran yang
bervariasi sesuai dengan umur dan makanan
alamiahnya. Kapasitas rumen
80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%.
Pembagian ini terlihat dari
bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi.
Makanan dari kerongkongan
akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang
sementara bagi makanan yang
tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein,
polisakarida, dan
fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri
dan jenis protozoa
tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di
tempat ini makanan akan
dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar
(disebut bolus). Bolus akan
dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali.
Dari mulut makanan akan
ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum
terdapat kelenjar yang
memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus.
Akhirnya bolus akan
diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di
tempat ini masih terjadi
proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.
Hewan seperti kuda,
kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti
pada sapi untuk fermentasi
seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang
dilaksanakan oleh bakteri
terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses
fermentasi pada sekum tidak
seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya
kotoran kuda, kelinci, dan
marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya
terjadi satu kali, yakni
pada sekum. Sedangkan padasapi proses pencernaan terjadi dua
kali, yakni pada lambung
dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan
protozoa tertentu.
Pada kelinci dan marmut,
kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali.
Kotoran yang belum tercerna
tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan
dicernakan lagi oleh
kelinci.
Usus pada sapi sangat
panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu
dipengaruhi oleh makanannya
yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
Enzim selulase yang
dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna
selulosa menjadi asam
lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4
yang dapat digunakan
sebagai sumber energi alternatif.
Di samping itu, pada hewan
mamalia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan
menjadi 4 bagian, yaitu:
rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut
kitab), dan abomasum (perut
masam).
• Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat
dimulai di mulut, dimana bahan makanan bercampur dengan
ptialin, yaitu enzim yang
dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva hewan ruminansia sama
sekali tidak mengandung
ptyalin). Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin.
Pencernaan tersebut
sebagian besar terjadi di mulutdan lambung. Mucin dalam saliva
tidak mencerna pati, tetapi
melumasi bahan makanan sehingga dengan demikian bahan
makanan mudah untuk
ditelan.
Mikroorganisme dalam rumen
merombak selulosa untuk membentuk asam-asam lemak
terbang. Mikroorganisme
tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan nitrogen
bukan protein untuk
membentuk protein mikrobial danvitamin B. Tidak ada enzim dari
sekresi lambung ruminansia
tersangkut dalam sintesis mikrobial.
Amilase dari pankreas
dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum)
yang kemudian terus
mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan
maltosa. Enzim-enzim lain
dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna
pula karbohidrat.
Enzim-enzim tersebut adalah
1. Sukrase (invertase) yang
merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2. Maltase yang merombak
maltosa menjadi glukosa
3. Laktase yang merombak
laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
0 komentar:
Posting Komentar